Pendakian Gunung Aconcagua
Sepuluh Tahun Pendakian Gunung Aconcagua (2): Aconcagua Mulai Muncul dan Menunjukkan Watak Aslinya
Max Agung Pribadi mulai merasakan watak asli Gunung Aconcagua yangbengis, dengan hujan salju dan angin kencang menderu-deru.
Dari kelokan Sungai Vacas, kami masuk ke Lembah Relinchos.
Lembah ini merupakan ujung bawah Gletser Relinchos yang berpangkal di badan gunung.
Dari lembah ini Gunung Aconcagua sudah terlihat, dan tampak begitu masif.
Terantuk batu
Jalan setapak mendaki mulai terjal di lereng besar. Saya terus mendaki dengan mengatur napas. Tertinggal di belakang tim dengan jarak terpaut sekitar 100 meter.
Ada saatnya kaki terantuk batu begitu keras, dan kemudian saya merasa jempol kaki kiri berdenyut-denyut.
Sore hari kami tiba di Plaza Argentina di ketinggian 4.100m dpl, yang merupakan base camp pendakian dari arah timur.
Jalur lain pendakian yang lebih ramai lewat sisi barat gunung, dengan base camp di Plaza de Mulas.
Plaza Argentina berupa dataran luas berbatu yang terhampar di dasar lembah, diapit dua punggungan besar yang berpangkal di cekungan (saddle) yang menghubungkan Gunung Aconcagua dan pasangannya, Cerro Ameghino (5.950m).
Harus minta izin
Ada kepercayaan di kalangan penduduk setempat, setiap pendaki yang hendak menggapai puncak Aconcagua disarankan “meminta izin” terlebih dahulu kepada pasangannya itu. Caranya terserah masing-masing.
Jika saat minta izin puncak Aconcagua tertutup awan berbentuk cendawan, itu pertanda tidak boleh mendaki.
Sebaliknya, jika puncak gunung terlihat cerah maka bisa diartikan izin sudah diperoleh.
Yang jelas, pemandangan dua gunung bersalju yang massif duduk bersanding itu sungguh memukau dipandang dari Plaza Argentina.
Saya rasanya masih tak percaya berada di kakinya, dalam perjalanan mendaki gunung itu.
Perasaan terpencil yang mulai menghinggapi sejak kami menjauh dari peradaban, kini benar-benar terwujud di lingkungan alam yang keras ini.
Namun perasaan itu sedikit terlupakan dengan banyaknya tenda warna warni, sambungan internet, dan tenda besar yang menjual berbagai keperluan logistik tambahan.
Sambungan internet terbatas karena buruknya sinyal dan biayanya sangat mahal ketika itu.
Juga ada bangunan klinik yang menjadi tempat pemeriksaan kesehatan pendaki, sebelum mulai pendakian ke puncak.
Pemeriksaan kesehatan di base camp ini menjadi penentu seorang pendaki diizinkan melanjutkan perjalanan atau tidak.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!