Protokol kesehatan
Bali Sudah Siap Laksanakan Protokol CHSE, tapi Bagaimana dengan Turisnya?
Pelaku industri wisata di Bali, serta masyarakat Pulau Dewata, sudah tertib menerapkan protokol CHSE.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Normal yang dimaksud di sini adalah kembalinya turis ke Bali, karena perekonomian Bali sangat tergantung dari pariwisata.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali pernah menghitung Tourism Satellite Account (TSA) di provinsi ini untuk tahun 2019, dan mendapatkan angka 50,02 persen.
Artinya, persentase kontribusi industri pariwisata Bali sebesar 50,02 persen bagi perekonomian di Bali.

Turis keras kepala?
Dari perjalanan selama 3 hari 2 malam di Bali kemarin, saya bisa mengatakan bahwa para pelaku sektor pariwisata di Bali, bahkan masyarakatnya, sudah siap menjalankan protokol CHSE.
Namun yang menjadi pertanyaan saya sekarang, apakah turisnya juga sudah siap melakukan protokol CHSE ini?
Saya mengaku, kadang saya sendiri masih suka lupa mengenakan masker saat keluar rumah.
Kemarin saja, saya sempat keluar dari kamar tanpa masker. Untungnya baru berjalan beberapa langkah saya segera menyadari kealpaan itu. Terpaksa deh kembali ke kamar untuk memakai aksesoris wajib ini.
Pastinya tidak semua wisatawan seperti saya, karena tak sedikit turis yang keras kepala, ngotot dulu walaupun salah.
Apakah mungkin masyarakat Bali yang ramah bisa menjadi tega seperti aparat di Singapura?
Negeri jiran Indonesia itu kondang dengan julukan "Fine City" alias kota denda, karena pelanggaran kecil pun ada sanksi dendanya. Makanya turis Indonesia langsung jadi tertib kalau berada di Singapura.
Untuk pertanyaan di atas, sampai saat ini saya belum mendapat jawabannya .
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!