Protokol kesehatan
Bali Sudah Siap Laksanakan Protokol CHSE, tapi Bagaimana dengan Turisnya?
Pelaku industri wisata di Bali, serta masyarakat Pulau Dewata, sudah tertib menerapkan protokol CHSE.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Untuk informasi, CHSE adalah singkatan dari Cleanliness, Health, Safety, and Environment sustainability.

CHSE di restoran
Begitu pula yang saya alami di restoran dan hotel.
Bahkan di restoran jumlah pengunjung dalam satu meja dibatasi.
Ada restoran yang menggunakan simbol X warna merah sebagai tanda kursi itu tak boleh diduduki.
Yang seperti ini saya jumpai di restoran Grand Puncak Sari di Kintamani, Natrabu di Sanur, dan Bebek Tepi Sawah di Kuta.
Ada juga yang menandainya dengan meletakkan table mats di posisi yang aman sesuai protokol CHSE, seperti di De Jukung Resto & Bar di Tanah Lot, serta Art Cafe Bumbu Bali di Nusa Dua.
Penganan untuk rombongan kami disajikan secara a la carte, dan benar-benar untuk satu orang. Jadi enggak ada lagi deh berbagi menu, apalagi icip-icipan makanan teman.
Sementara untuk pengunjung yang merupakan satu keluarga, masih bisa penyajian secara family style, alias satu piring makanan diletakkan di tengah meja dan semua orang di meja itu bisa mengambilnya.
Di restoran Grand Puncak Sari saya melihat sebuah meja saji prasmanan tak digunakan, karena memang aturan CHSE mengimbau agar sajian prasmanan ditiadakan dulu, sampai situasi benar-benar aman dari pandemi Covid-19.
Itu pula yang dilakukan hotel Courtyard di Seminyak, di mana sarapan pagi tak lagi disajikan secara prasmanan.
Namun untuk memesan menu a la carte pun tamu tak diberikan daftar menu dalam bentuk cetakan.

"Bu, untuk daftar menu breakfast bisa dilihat di sini ya," kata pramusaji yang mengantar saya ke meja, sambil meletakkan sebuah papan dengan kode Quick Response (QR code) di meja.
Amboi, sekarang buku menu pun diganti dengan versi digital supaya tidak menjadi wahana virus corona 2 pindah ke orang lain.
Semuanya itu demi mencegah kemungkinan virus degil ini menyebar di antara pengunjung restoran.
Pasalnya, begitu sebuah restoran dikaitkan dengan pasien Covid-19, maka tempat itu harus tutup untuk disterilkan.

Periksa suhu
Dewo dan para pelaku industri wisata di Bali ini setidaknya sudah menerapkan bagian kebersihan (cleanliness) dan kesehatan (health), yakni dengan menyediakan sarana membersihkan tangan, membersihkan kendaraan secara rutin, menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, dan menerapkan jarak aman.
Kemudian ada sebuah perilaku baru juga yang saya lihat di Bali kemarin, yakni mengukur suhu tubuh pengunjung.
Ketika rombongan kami tiba di Pura Taman Ayun Mengwi, ada seorang petugas yang khusus mengukur suhu tubuh para pengunjung.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!