Protokol Kesehatan
Inilah Proses Bepergian dengan Pesawat Udara di Masa Pandemi Covid-19
Bepergian menggunakan pesawat udara di masa pandemi Covid-19 memang membutuhkan proses yang lebih panjang, tetapi mudah dilakukan.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
WARTA KOTA TRAVEL -- Bagaimana sih caranya terbang sekarang? Jadi repot ya kalau pergi-pergi naik pesawat di masa pandemi? Aman enggak ya berlibur naik pesawat sekarang?
Itulah pertanyaan-pertayaan yang cukup sering saya dengar, pada masa pandemi Covid-19 ini.
Saya pun termasuk yang bertanya-tanya soal itu. Meski pun banyak membaca berita soal proses bepergian dengan pesawat terbang, namun tetap saja ada pertanyaan yang mengganjal.

Kemudian kantor tempat saya bekerja menugaskan ke Bali, dan berangkat pada Jumat (6/11) siang.
Terminal 3 di Bandara Internasional Soekarno Hatta tampak lengang pada Jumat pagi, ketika saya turun dari bus Damri.
Saya memang datang jauh lebih awal dari jam keberangkatan, mengingat proses pendaftaran penumpang menjadi lebih panjang di masa pandemi ini.
Saat berjalan ke Pintu 5, yang merupakan pintu masuk ke terminal keberangkatan domestik, saya hanya berpapasan dengan dua penumpang lain yang berjalan santai.
Jauh berbeda dari suasananya pada akhir Februari tahun ini, terakhir kali saya menginjakkan kaki di tempat tersebut.
Sembilan bulan lalu itu rasanya hampir semua orang berjalan tergesa-gesa, mendorong koper beroda mereka secepat-cepatnya.
Suara riuh roda koper, roda troli, klakson mobil dan bus, deru kendaraan, dan tentu saja manusia bercakap-cakap begitu intensif, seperti mendorong orang untuk berjalan tergesa-gesa juga.
Kesunyian yang saya lihat pada Jumat pagi itu adalah bukti nyata, pandemi Covid-19 ini memang benar-benar membuat penumpang transportasi udara menurun tajam.
Protokol kesehatan di Bandara
Menjelang masuk ke Pintu 5, saya melihat marka di lantai, tanda tempat orang berdiri agar tercipta pembatasan jarak fisikal.
Namun saat itu tak ada orang di belakang saya, dan orang di depan juga sudah jauh, sehingga tak perlu lah saya menjaga jarak lagi.
Di pintu masuk ada pula beberapa banner imbauan menggunakan masker, menjaga jarak, membersihkan tangan (3M).
Pokoknya semua imbauan dan pengumuman yang berkaitan dengan protokol kesehatan dipasang di dekat pintu masuk..
Melihat itu malah muncul pertanyaan di benak saya, "Bagaimana memastikan tas dan koper yang dibawa calon penumpang steril dari virus?"
Ternyata jawabannya langsung di depan mata. Ketika ransel saya melewati alat detektor tas, saya melihat sebuah tulisan pengumuman dalam bahasa Inggris di mesin tersebut. "Safety with UV Light"
Oke, berarti sekarang saya sudah enggak ada virusnya lagi.

Membersihkan tangan
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!