WARTA KOTA TRAVEL- Pandemi Covid-19 membuat banyak orang menunda liburan ke tempat yang jauh-jauh.
Penyebabnya bukan hanya kekhawatiran akan virus yang masih berkeliaran, melainkan juga karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
Ya surat jalan lah (SIKM), surat keterangan bebas Covid-19 lah, bahkan ada aturan harus karantina mandiri selama 14 hari di beberapa negara.
Ya sudah, tahun ini liburannya yang dekat-dekat saja. Toh juga banyak atraksi menarik yang bisa dilihat dan dinikmati.
Salah satu tempat yang bisa dikunjungi adalah kawasan Central Business District (CBD) Bintaro pada sore hari di akhir pekan.
Di tempat yang berada di Jalan Prof Dr Satrio Pondokjaya, Pondokaren, Tangerang Selatan (Tangsel) itu, kita bisa menyaksikan atraksi pesawat terbang tanpa awak dengan gratis.
Setiap pagi dan sore kawasan tersebut selalu ramai dikunjungi warga setempat, dari yang sekadar jalan-jalan sampai melakukan aktivitas olahraga.
Tempat ini juga menjadi lokasi asyik untuk kumpul-kumpul dengan teman sejawat, komunitas hobi, atau sekadar bermain di lapangan yang luas bagi keluarga.
Tempat itu semakin ramai lagi pada penghujung pekan, karena di waktu itulah orang memiliki waktu panjang untuk kumpul-kumpul.
Atraksi aeromodelling
Salah satu komunitas yang sering kumpul-kumpul di sini adalah Bintaro Aeromodelling Community (BAC).
Kehadiran mereka ini juga salah satu daya tarik CBD Bintaro di akhir pekan, sebab warga senang melihat kegiatan komunitas ini.
Pasalnya, komunitas ini kerap mempertunjukan atraksi pesawat remote control.
"Biasanya pagi dan sore di Sabtu dan Minggu setiap pekan. Jadi di BAC ini ada pesawat, helikopter, drone," kata Zaki, anggota BAC, kepada Wartakotalive.com pada Sabtu (4/7/2020).
Zaki mengatakan, kawasan ini dijadikan tempat menerbangkan pesawat oleh komunitasnya, karena memenuhi kriteria tempat bermain aeromodelling.
Untuk bermain pesawat dengan pengendali jarak jauh (remote control) itu harus di lapangan terbuka dan jarang bangunan rumah penduduk.
Makanya kawasan CBD Bintaro menjadi lokasi yang tepat bagi komunitasnya melakukan hobi mereka tanpa rasa khawatir.
"Jadi kalau main pesawat ini paling tidak bentuk landasannya kotak, karena kan kita terbang biasanya elipse (lonjong). Alasannya karena main pesawat ini kita enggak tahu kalau mesin pesawat tiba-tiba mati, kita bisa mendaratkan di mana saja. Jadi tempat ini safe (aman). Kalau misalnya di depan ada rumah itu bahaya, kalau di sini kan pohon-pohon saja," kata Zaki.
Kelas pesawat
Pantauan Wartakotalive.com sore tadi, komunitas tersebut menampilkan atraksi terbang dua pesawat.
Yang pertama adalah tipe YAK 55, yang berkekuatan 100 CC, dan yang kedua adalah pesawat dari gabus.
YAK 55 adalahpesawat kelas ahli (expert), sementara pesawat gabus masuk kelas menengah (intermediate). Tadi kedua pesawat itu dipiloti oleh Timur.
Katanya, setiap jenis pesawat memiliki cara tersendiri dalam mengemudikannya, karena jenis mesin dan bahan bakarnya yang berbeda.
"Pesawat intermediate terbuat dari gabus yang keras, dan bahan bakarnya mengunakan baterai. Sedangkan pesawat expert YAK 55 itu pakai mesin dengan bahan bakar minyak sejenis spiritus dan bensin," kata Timur menjelaskan. (Rizki Amana)
• Eksplorasi Kawasan Kota Tua Jakarta Menggunakan Bus Gratis
• Jangan Lupa Mengurus SIKM Sebelum ke Jakarta
• Santika Premiere Bintaro Tawarkan Paket Akad Nikah di tengah Masa Pandemi