Wisata Sepeda

Dengan Rp 8 Juta, Iwan Sunter Bersepeda di Annapurna Circuit

Bermodalkan Rp 8 juta, Iwan Budiyanto mencapai puncak Thorlong La di ketinggian 5.416 meter dari permukaan laut, dengan sepeda.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Dok. pribadi
Di Puncak Thorong La, di antara gunung-gunung besar di nnapurna Circuit, Nepal. 

“Ya begini inilah sehari-hari kerjaan saya,” kata Iwan membuka percakapan.

Keseharian kerja yang mengandalkan olah fisik itu, membuatnya tak perlu
mempersiapkan diri secara khusus untuk menempuh perjalanan jauh.

Saat akan mengikuti kegiatan lari dari Aceh sampai Jakarta, sejauh 2.500
km, misalnya, dia tinggal melatih kelenturan dan kerasnya permukaan
telapak kaki dengan bekerja sambil nyeker, tanpa alas kaki.

Begitu pula saat akan bersepeda di Himalaya, dia menambah porsi latihan
dengan bersepeda di sekitar tempat tinggalnya.

Enam bulan dia mempersiapkan perjalanan ke Thorong La itu.

Bantuan teman-teman

“Paling pusing ya cari duit. Kita mau ke mana aja, bikin kegiatan apa aja,
intinya harus ada duit. Untuk itu saya jualan kaos. Beberapa kawan membeli
dengan harga jauh melebihi banderol, dan jadi donasi untuk saya,” tutur
Iwan, sambil menyebut beberapa nama kawan yang banyak membantu.

Sebagian besar kawan dari komunitas sepeda, terutama Bike Pe’a, komunitas
pesepeda yang doyan bersepeda jauh lalu camping.

Tiket pulang-pergi ke Nepal didapatnya dari sang kakak. Kebutuhan sisanya
didapat dari bekerja ekstra jadi tukang parkir di akhir pekan, dan
menyisihkan pendapatan hariannya.

Total dia menghabiskan dana Rp 8 juta untuk perjalanan itu.

Iwan Budiyanto di puncak Thorong La, titik tertinggi di Bumi yang bisa dicapai menggunakan sepeda, pada 23  April 2018.
Iwan Budiyanto di puncak Thorong La, titik tertinggi di Bumi yang bisa dicapai menggunakan sepeda, pada 23 April 2018. (Dok. pribadi)

Tak banyak kesulitan berarti di perjalanan. Apalagi dia mendapat bantuan
dari seorang pesepeda Nepal yang dikenalnya lewat Facebook, Raju.

Jadi begitu tiba di Kathmandu, dia dijemput Raju di bandara dan diajak
tinggal di rumah temannya itu.

Sempat berkeliling Kathmandu sampai ke Thamel, Iwan juga dikenalkan dengan
sejumlah kawan pesepeda setempat dan dijamu.

“Kejutan perjalanan selalu ada, seperti punya keluarga di manapun kita
pergi. Jadi selama di Kathmandu saya nggak keluar apa-apa, malah banyak
teman baru dan dijamu terus,” tuturnya.

Dalam perjalanan dari Kathmandu ke Pokhara, kota terakhir sebelum mendaki
ke arah Thorong La, dia ditemani Raju. Mereka lalu berpisah di pertigaan
menuju Besisahar.

Dari titik itu Iwan melanjutkan perjalanan seorang diri, menunggang sepeda
gunung bersuspensi depan (hardtail).

Sepeda itu dipasangi rak belakang untuk mengikat ransel berisi barang
bawaan seberat 15 kilogram.

Dia memulai perjalanan bersepeda mendaki jalur berbatu dan berpasir sampai
ke Thorong Pedi.

Ransel seberat 15 kilogram diikanya di rak belakang sepeda.

Terkadang, bila jalur terlalu terjal dan sepeda harus dituntun, ransel itu
dia panggul.

Sumber: Warta Kota
Ikuti kami di
607 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved