Wisata Sepeda
Bersepeda Menyusuri Salak Loop 2: Bertemu Mansur, Satu-satunya Pemuda Cikidang yang Bersepeda
Bertemu teman dan hujan deras yang menguji mental mewarnai perjalanan sejauh 226 km mengelilingi kaki Gunung Salak.
“Waktu jalan habis istirahat dan dingin sampai bikin menggigil itu saya sempat kepikiran untuk berhenti saja. Memang akhirnya mental diuji dalam perjalanan seperti ini ya. Seru,” tutur Fadrian, satu-satunya yang bersepeda lipat di kelompok ini.
Fadrian mengaku baru mulai bersepeda awal tahun ini. Namun dia sudah mengenyam sejumlah rute jarak jauh, seperti Jakarta-Cirebon.
Pernah pula dia mengikuti Audax, ajang bersepeda jarak jauh dengan batasan waktu.
Mengatasi godaan untuk melipat sepeda dan menaikkannya ke kendaraan bermotor, dia melanjutkan perjalanan bersama kami menembus malam, di sela rintik hujan dan lampu kendaraan di jalur ramai itu.

Di Bogor Jamal terpisah dari kelompok, dan melanjutkan perjalanan pulang sendiri.
Kami sempatkan istirahat dan menyantap bubur ayam di Jalan Jenderal Sudirman Bogor, lalu langsung tancap kayuhan sampai Jakarta.
Pukul 22.00 kami berpisah di Kebayoran Lama. Perjalanan sepanjang 226km yang penuh warna itu berakhir di sini.
Seperti dikatakan Vary, perjalanan bersepeda jarak jauh berkelompok di alam terbuka selalu memikat.
Perjalanan itu menjadi sebentuk upaya menemukan kembali makna kebersamaan di atas sepeda (Tamat). (M Agung Pribadi)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!