Wisata Sepeda
Bersepeda Menyusuri Salak Loop 1: Rekoneksi Pikkie dengan Alam
Bersama komunitas South City Loop dan Sepeda Sehat Senayan, perwakilan Warta Kota Gowes menyusuri jalan mengitari kaki Gunung Salak.
Namun sebagaimana jalan di perkampungan, banyaknya marka kejut terasa mengganggu keasyikan melaju.
Jalan itu berujung di Jalan Raya Leuwiliang persis dekat jembatan Sungai Cianten.
Di pertigaan setelah pasar kami berbelok ke kiri ke arah PLTA Karacak. Dari situ jalan mulai menanjak landai.
Selepas PLTA, jalan aspal mulai mengelupas dan rusak di sana sini. Didi yang menunggang sepeda balap dengan ban kecil repot juga menghadapi jalanan seperti itu.
“Baru asyik dapat irama gowes nanjak, ketemu jalan rusak, harus pelan lagi,” tuturnya.
Didi mengaku terpaksa memakai sepeda balap karena sepeda gravel miliknya, yang lebih cocok untuk medan seperti itu, sedang dipinjam kakaknya.
Jalan rusak terus seperti itu sampai menjelang Puraseda. Sejumlah pekerja tengah mengerjakan pembetonan di jalan itu.
Keluar dari Puraseda, tanjakan lebih terjal dimulai. Namun lalu lintas tak lagi ramai.
Berganti dengan desau angin, serangga hutan, dan sesekali knalpot motor yang meraung di tanjakan.
Kami terus mendaki perbukitan, pindah dari satu punggungan ke punggungan yang lain sampai Cimangu.
