Kuliner Bogor

Delicious Bakery Jualan Roti Sejak Zaman Penjajahan Belanda

Delicious Bakery yang sudah menjajakan kue dan roti di masa Indonesia masih dijajah Belanda.

Penulis: Janlika Putri | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Jalinka Putri
Ratna Swani dengan roti Prancis buatannya 

Jajanan kuliner unik dan juga kekinian bertumbuhan dan kian menjamur di kota Bogor belakangan
ini.

Kendati demikian, kehadiran mereka tidak lantas menggusur para pendahulunya. Masih ada usaha
kuliner jadul (zaman dulu) yang tetap bertahan sampai sekarang.

Toko Delicious yang sudah ada sejak tahun 1940 yang rasanya tak pernah berubah.
Toko Delicious yang sudah ada sejak tahun 1940 yang rasanya tak pernah berubah. (Warta Kota/Jalinka Putri)

Salah satunya adalah Delicious Bakery yang sudah menjajakan kue dan roti di masa Indonesia
masih dijajah Belanda.

Toko roti yang berada tak jauh dari Stasiun Bogor ini, tepatnya di Jalan Mawar No 23, sampai
sekarang masih setiap memproduksi roti-rotinya yang khas tempo dulu.

Untuk mencapai toko roti ini bisa dengan berjalan kaki sekitar 10 menit, karena jaraknya
hanya 900 meter dari Stasiun Bogor.

Namun bila tak ingin capek, bisa menggunakan angkutan kota Nomor 10.

Hanya saja, untuk menemukan naik angkot ini harus jalan dulu ke depan Lapas Paledang, Bogor,
yang berada di seberang Stasiun Bogor.

Tepat di bawah papan bertuliskan Jalan Mawar, angkutan itu menurunkan saya.

Jalan tersebut merupakan sebuah pertigaan yang tidak terlalu padat oleh kendaraan pribadi
pada jam tenang.

Namun banyak angkutan umum yang berlalu lalang, serta beberapa becak yang mengantarkan ibu-
ibu dengan belanjaannya. Maklum, jalan ini berdekatan dengan Pasar Anyar, sebuah pasar tradisional.

Tua

Dari pertigaan itu saya hanya perlu menyeberang ke tempat tujuan.

Papan nama bertuliskan "Delicious Bakery" yang mulai pudar menjadi penanda saya sudah sampai.

Dari depan, toko ini benar-benar menggambarkan "tempo dulu", dengan cat tembok yang mulai
pudar, serta kusen jendela dari kayu.

Masuk ke toko itu, suasananya juga tak kalah tempo dulu. Ruangan toko tersebut sangatlah
minimalis. Tidak ada lampu terang-benderang, atau warna-warni cerah sebagaimana halnya toko
kue zaman sekarang.

Warna putih yang mulai pudar di tembok yang renta di makan usia menjadi tanda bahwa toko itu
memiliki sejarah panjang.

Di salah satu sisi tembok tergantung foto tua toko Delicious ini.

Seorang dengan rambut putih paripurna sedang sibuk di depan mesin pemotongan roti tawar.

Bunyi mesin itu sangatlah lengking sampai dia tak menyadari kedatangan saya.

ketika saya mendekatinya barulah bapak itu tersadar dan menghentikan aktivitasnya.

"Iya ada apa ya? Rotinya tinggal sisa segitu sih, kesiangan kamu. Mau?" Katanya sambil
memindahkan lembaran roti tawar hasil dari irisan mesin tersebut pada sebuah loyang
aluminium.

Waktu jam menunjukkan pukul 13.00, namun hanya tersisa beberapa pilihan roti saja yang
bisa dibeli.

Bagian dalam toko roti Delicious yang tak pernah berubah.
Bagian dalam toko roti Delicious yang tak pernah berubah. (Warta Kota/Jalinka Putri)

Padat

Masih ada beberapa roti Gambang, roti tawar, roti isi kismis, dan roti Prancis. Semuanya
disajikan dalam etalase kaca tembus pandang yang sudah tua.

Ukuran etalase itu tidak terlalu besar, maka dari itu tidak banyak jumlah roti di dalamnya.

Pada rak sebelahnya ada pula aneka kue jajanan tradisional seperti kue lapis, puding, kue
talam, dan kue bika ambon.

Akhirnya saya memutuskan membeli tiga buah roti isi kismis dan satu roti Prancis. Kedua jenis
roti ini memiliki harga yang sama yaitu Rp 5.000 perbuah.

Tidak ada kemasan khusus untuk roti-roti tersebut, hanya sebuah plastik bening untuk
membungkusnya. Lalu disatukan pada satu kantung plastik berwarna ungu untuk memudahkan saya
menentengnya pulang.

Namun hanya tiga roti yang akan saya bawa pulang, karena satu roti kismis saya makan saat itu
juga.

Rasa rotinya cenderung tawar, namun ketika bagian tengah sudah tergigit, di mana para kismis berkumpul, muncul rasa manis.

Isi kismisnya melimpah di bagian tengah, dan sangat menolong mengimbangi rasa tawar dari roti tersebut.

Sementara dilihat dari teksturnya, roti cenderung padat dan agak sedikit garing. Maka dari itu, satu roti sangat mengenyangkan bagi saya. Itulah ciri khas roti zaman dulu.

Dua buah Roti isi kismis yang saya beli dari toko itu.
Dua buah Roti isi kismis yang saya beli dari toko itu. (Warta Kota/Jalinka Putri)

Bertahan

Sambil menikmatinya, saya berbincang dengan pria berambut putih itu yang ternyata bernama
Kaman.

Dia menjelaskan bahwa toko roti Delicious ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Tepatnya pada tahun 1940.

Dari pertama kali didirikan sampai sekarang tempatnya tetap di Jalan Mawar, Kota Bogor, dan
tak ada yang berubah sama sekali. Baik bangunan tokonya maupun resepnya.

"Bangunannya sejak dulu seperti ini strukturnya. Tidak ada yang berubah. Belum ada renovasi
besar-besaran. Paling yang rusak-rusak saja diperbaiki. Ya tetap saja ya sudah tua begini
sekarang," cerita Kaman yang kini menginjak usia 55 tahun.

Kaman menunjukan tanggal berdirinya toko roti Delicious di balik sebuah foto tua.
Kaman menunjukan tanggal berdirinya toko roti Delicious di balik sebuah foto tua. (Warta Kota/Jalinka Putri)

Dia juga menceritakan, resep roti Delicious Bakery masih dipertahankan seperti dulu. Hanya
saja produksinya sekarang tidak terlalu banyak.

Jika datang lebih pagi ada roti isi cokelat, keju, keju cokelat, roti pisang keju, dan yang
jadi favorit banyak orang, roti tapal kuda.

Hampir semuanya dibanderol dengan harga Rp 4.000. Khusus roti cokelat harganya Rp 2.500.

Setiap varian rasa tidak dibuat banyak, hanya sekitar 30 roti.

Lalu yang paling favorit bagi para pengusaha roti bakar adalah roti tawarnya.

Bila ada permintaan khusus baru akan produksi lebih banyak. Alasannya adalah, resep tempo
dulu membuat roti-roti tersebut tidak akan awet untuk besok.

Maka, jika tidak habis akan banyak yang terbuang percuma.

Roti Gambang yang masih tersedia di etalase toko saat siang hari.
Roti Gambang yang masih tersedia di etalase toko saat siang hari. (Warta Kota/Jalinka Putri)

Warisan Paman

Kini toko Delicious dikelola oleh Kaman dan istrinya yang bernama Ratna Swani.

Mereka mewarisi toko ini dari Paman Kaman yang bernama Daud.

Kemahiran Kaman membuat roti juga didapat dari sang pamannya, yang sejak remaja bekerja di
toko roti milik pengusaha Belanda.

"Akhirnya paman saya membuat toko roti ini. Bangunan ini punya ibunya, namanya Lie Kwie Nio.
Akhirnya diteruskan sama saya kerena dulu saya bantu-bantu disini" kata pria Bernama asli Tan
Hong Tjin itu.

Buka setiap hari
Ratna menjelaskan, setiap harinya dia dan suaminya selalu bangun pukul 03.00 untuk membuat
adonan dan memanggang roti.

Dapur dari toko roti ini ada bagian belakang toko.

"Iya, memang kudu pagi buta supaya jam 07.00 (roti) sudah masuk toko. Buatnya masih pakai
cara lama, dan sekarang pembuatnya hanya ada enam orang saja di dapur," kata Ratna Istri
Kaman.

Ratna mengakui bahwa tokonya ini memang sangat tertinggal dari toko roti modern. Baik cara
pembuatan dan juga resep sangatlah konsep lama.

Dia masih mempertahankan menggunakan adonan biang, maka dari itu diperlukan waktu yang lama
untuk menunggu adonan itu mengembang.

Meskipun rumit dan memakan waktu, perempuan berusia 58 tahun ini mengatakan hal inilah yang
mereka pertahankan. Meskipun tampilan tak semenarik roti modern, namun rasa adalah yang
paling utama.

"Roti-roti di sini juga tanpa bahan pengawet. Jadi harus habis dalam sehari, cita rasa inilah
yang masih kita pertahankan hingga kini " tandasnya.

Deretan roti Prancis dan roti tawar  yang ada di toko Delicious setiap harinya.
Deretan roti Prancis dan roti tawar yang ada di toko Delicious setiap harinya. (Warta Kota/Jalinka Putri)

Delicious Bakery
Jalan Mawar No 22, Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat
Harga roti : mulai dari Rp 2.500
Harga kue tradisional : Mulai dari Rp 1.000
Jam operasional : Senin - Minggu, dari pukul 07.00- 16.00 WIB.

Yuk Berkunjung ke Museum Perjoangan Bogor

Kalau Hogsmeade Punya Butterbeer, Maka Bogor Punya Bir Kotjok

Ini Dia Alasan Roti Jadul Bikin Cepat Kenyang

Sumber: Warta Kota
Ikuti kami di
285 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Prof Dr S Somadikarta
2023-12-08 19:45:51
apakah masih dapat pesar roti kimis dalambntiuk krentenbollen yang bukat dan banyak sekali kismisnya ditambah sukade. harganya berapa, dan paling sedikit harus memesan berapa roti? saya sekarang tinggal di jakarta, salam tetap sehat
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved