Pendakian Gunung Aconcagua
Sepuluh Tahun Pendakian Gunung Aconcagua (3): AMS Menyerang Terpaksa Evakuasi dengan Helikopter
Pengalaman wartawan Warta Kota, Max Agung Pribadi, meliput pendakian Gunung Aconcagua pada tahun 2011.
Dia duduk di batu besar untuk beristirahat. Saat hendak bangun dari duduk, tiba-tiba dia muntah dan sempoyongan. Kami langsung mendudukkannya kembali. Matanya memerah.
“Rasanya pusing tapi masih bisa jalan,” tuturnya.
Tapi dari raut muka dan sorot matanya kami semua sadar ada yang tak beres. Gejalanya seperti terserang Accute Mountain Sickness (AMS).
Kami lalu sepakat untuk mengantar Detri turun kembali ke base camp.
Perjalanan turun pun berat buat Detri. Dia melangkah sangat perlahan dan sebentar-sebentar berhenti untuk beristirahat.

Evakuasi dengan helikopter
Sampai di base camp, Detri langsung mendapat perawatan dari dokter di tenda medis.
Dokter Gabriella mendapati kondisi Detri yang terserang AMS cukup berat.
Pembuluh darah di matanya menebal, dan Detri harus segera dibawa turun ke dataran rendah jika tak mau ambil risiko pecahnya pembuluh darah.
Mau tak mau dia harus dievakuasi dengan helikopter. Maka sore itu, dalam kondisi terkejut, kami melepas Detri dievakuasi helikopter langsung ke rumah sakit di Mendoza.
Detri memang bukan pendaki utama dalam tim. Namun kehilangan dia karena AMS, yang sampai harus dievakuasi helikopter itu menyentak tim. Tim lalu melakukan konsolidasi.
Kabar baiknya, tim medis mengizinkan Frans mendaki karena kondisinya membaik,. Sementara Janatan tetap tidak boleh mendaki, dan berhenti di base camp.
Belakangan Janatan tinggal di base camp sampai pendakian selesai.
Dia lalu mengulang pendakian bersama tim dari negara lain, dan berhasil mencapai puncak.
Hal ini dilakukan untuk menggenapi pencapaian tim menggapai Tujuh Puncak Dunia.
Memecat pemandu
Sementara itu, hubungan tim dengan Apu sebagai kepala pemandu bukannya membaik, melainkan semakin buruk.
Perselisihan demi perselisihan terus terjadi setiap hari.
Apu kerap mempermasalahkan atau melarang hal-hal kecil, seperti bersuara keras, mengambil foto, dan lain-lain.
Kalau kata anak gaul, dia tak mau lihat orang bersenang-senang.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!