Pendakian Gunung Aconcagua

Sepuluh Tahun Pendakian Gunung Aconcagua (3): AMS Menyerang Terpaksa Evakuasi dengan Helikopter

Pengalaman wartawan Warta Kota, Max Agung Pribadi, meliput pendakian Gunung Aconcagua pada tahun 2011.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Istimewa/Mahitala Unpar
Pendakian tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) ke Camp I Gunung Aconcagua di Argentina pada Januari 2011. 

Dia duduk di batu besar untuk beristirahat. Saat hendak bangun dari duduk, tiba-tiba dia muntah dan sempoyongan. Kami langsung mendudukkannya kembali. Matanya memerah.

“Rasanya pusing tapi masih bisa jalan,” tuturnya.

Tapi dari raut muka dan sorot matanya kami semua sadar ada yang tak beres. Gejalanya seperti terserang Accute Mountain Sickness (AMS).

Kami lalu sepakat untuk mengantar Detri turun kembali ke base camp.

Perjalanan turun pun berat buat Detri. Dia melangkah sangat perlahan dan sebentar-sebentar berhenti untuk beristirahat.

Mendaki dari ketinggian 4.100 m dpl ke 4.700 m dpl terasa berat, karena kadar oksigen yang hanya 40 persen.
Mendaki dari ketinggian 4.100 m dpl ke 4.700 m dpl terasa berat, karena kadar oksigen yang hanya 40 persen. (Istimewa/Mahitala Unpar)

Evakuasi dengan helikopter

Sampai di base camp, Detri langsung mendapat perawatan dari dokter di tenda medis.

Dokter Gabriella mendapati kondisi Detri yang terserang AMS cukup berat.

Pembuluh darah di matanya menebal, dan Detri harus segera dibawa turun ke dataran rendah jika tak mau ambil risiko pecahnya pembuluh darah.

Mau tak mau dia harus dievakuasi dengan helikopter. Maka sore itu, dalam kondisi terkejut, kami melepas Detri dievakuasi helikopter langsung ke rumah sakit di Mendoza.

Detri memang bukan pendaki utama dalam tim. Namun kehilangan dia karena AMS, yang sampai harus dievakuasi helikopter itu menyentak tim. Tim lalu melakukan konsolidasi.

Kabar baiknya, tim medis mengizinkan Frans mendaki karena kondisinya membaik,. Sementara Janatan tetap tidak boleh mendaki, dan berhenti di base camp.

Belakangan Janatan tinggal di base camp sampai pendakian selesai.

Dia lalu mengulang pendakian bersama tim dari negara lain, dan berhasil mencapai puncak.

Hal ini dilakukan untuk menggenapi pencapaian tim menggapai Tujuh Puncak Dunia.

Memecat pemandu

Sementara itu, hubungan tim dengan Apu sebagai kepala pemandu bukannya membaik, melainkan semakin buruk.

Perselisihan demi perselisihan terus terjadi setiap hari.

Apu kerap mempermasalahkan atau melarang hal-hal kecil, seperti bersuara keras, mengambil foto, dan lain-lain.

Kalau kata anak gaul, dia tak mau lihat orang bersenang-senang.

Sumber: Warta Kota
Ikuti kami di
875 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved