Wisata Sepeda
Ring of Merapi 2: Jumat Berkah dalam Semangkuk Es Dawet
Tanjakan dan turunan, serta kearifan warga setempat, membuat Vary Situmorang terpesona.
Namun udara terasa semakin panas memasuki wilayah Jalan Solo-Yogyakarta, memaksa saya berhenti di minimart, demi sekedar berteduh dari panasnya hari sembari mengisi persediaan air yang menipis.
Setelah 10 menit beristirahat dan persediaan air penuh, sepeda lipat coba saya pacu beriringan dengan barisan kendaraan roda empat dan dua melintasi beberapa lampu merah menuju Yogyakarta.
Memasuki daerah Bogem, jejeran penjual es dawet penuh dengan pembeli, dan mobil-mobil bernomor polisi dari luar kota berjejer rapih di kiri jalan.
Rezeki yang lumayan karena momen liburan panjang ini, seakan menjadi penawar akan makin sulitnya perekonomian warga di tengah pagebluk Covid 19 ini.
Menjelang akhir perjalanan kali ini, saya semakin bersyukur kepada Yang Kuasa atas kehidupan ini, dengan belajar dari kebersahajaan alam serta manusia yang saya lihat hari ini.
Disambut hujan angin
Awan semakin menghitam dan angin yang terasa semakin kencang selepas pertigaan Lapangan Udara Adi Sucipto, membuat saya semakin memacu sepeda.
Benar saja, hujan deras tiba-tiba turun tiada ampun saat sepeda memasuki Jalan Ring Road Utara.
Tampak beberapa dahan pohon patah diterpa angin sangat kencang. Dengan tetap berhati-hati, saya semakin asik mengayuh sepeda menembus terpaan hujan, dan angin seakan membasuh hawa panas yang saya rasakan sepanjang jalan dari Klaten tadi.
Hujan deras ini seakan menyambut saya kembali dengan selamat di Kota Yogyakarta pada pukul 15.20, setelah puas menikmati rute Ring of Merapi. Salah satu rute favorit saya selama ini. (Tamat)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!