Wisata Sepeda
Ring of Merapi 2: Jumat Berkah dalam Semangkuk Es Dawet
Tanjakan dan turunan, serta kearifan warga setempat, membuat Vary Situmorang terpesona.
Sesampainya di pertigaan lampu merah Kota Boyolali, saya berbelok ke selatan mengikuti petunjuk arah ke Kota Yogyakarta. Menyusuri Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, lalu berbelok lagi ke arah selatan.
Sekitar pukul 12.00 tiba di daerah Jatinom, banyak daerah terbuka persawahan. Hawa panas mulai terasa menyengat.
Tebersit semangkuk es dawet yang manis dan menyegarkan. Tahu-tahu di sebelah kiri tampak warung es dawet khas Banjarnegara.
Sepedapun saya tepikan dan langsung memesan semangkuk es dawet yang tampak menggiurkan ini.
Tak berapa lama, satu mangkuk es dawet segar tersaji di depan mata. Terlihat potongan nangka segar, tape ketan, dawet, gula jawa dan es.
Kombinasi yang sempurna untuk menyeka rasa dahaga di tengah teriknya matahari.
Ternyata satu mangkuk terasa masih kurang, sehingga saya tambah satu mangkuk lagi.
Rasa dahaga pergi, dan perut terasa kenyang tanpa harus makan siang.
Ketika hendak membayar, ternyata ibu penjual es dawet menolak menerima uang saya. Dia bilang semuanya gratis.
“Lhoo…saya minum dua mangkuk lho Bu” kata saya heran. Tapi dengan tersenyum dia tetap tidak mau menerima uang yang saya sodorkan.
“Hari ini gratis Mas” jawabnya.
Tetiba saya teringat bahwa ini hari Jumat. “Oh hari ini Jumat berkah” ujar saya dalam hati.
Suatu tradisi yang dianut beberapa pedagang untuk bersedekah, dengan menggratiskan dagangannya setiap hari Jumat.
Dengan halus saya tetap memberikan sejumlah uang. “Bu, mohon diterima saja uangnya ya. Semoga Berkah” ujar saya lagi.
Dia pun menerimanya dan berterima kasih.
Kearifan warga lokal
Sambil mengayuh kembali sepeda, perjalanan hanya tersisa ke arah Klaten, saya merenung dan sangat terkesima pada apa yang telah saya pelajari dari kearifan dan kebersahajaan warga yang saya temui hari ini.
Memasuki wilayah Klaten, tibalah di daerah Ngawen. Wilayah perbatasan dengan Boyolali yang merupakan dataran yang didominasi persawahan yang sangat asri dan luas.
Sesudah daerah Ngawen, tibalah saya di pertigaan Kebonarum, lalu ke kiri menuju pusat Kota Klaten.
Meski enggan segera menyelesaikan perjalanan, karena dari Klaten menuju Jogja sudah tidak terlalu jauh.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!