Protkol Kesehatan
Bepergian di Masa Pandemi Covid-19: Because You Matter adalah Cara Garuda Mengingatkan Jaga Jarak
Cara Garuda Indonesia menerapkan protokol kesehatan Covid-19, dalam setiap penerbangannya.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Ajakan untuk melaksanakan protokol kesehatan kembali disampaikan pada waktu penyampaian pengumuman, ketika pesawat sedang taxiing.
Disebutkan pula informasi bahwa pesawat yang saya tumpangi itu sudah menggunakan filter HEPA di sistem sirkulasi udara di kabin, sesuai anjuran International Air Transport Association (IATA).
Filter jenis ini memiliki jaring yang sangat rapat, sehingga dapat menangkap partikel-partikel sangat kecil, termasuk si virus corona 2, sampai 99,95 persen.
Karena itu filter HEPA wajib digunakan di rumah sakit, yang memang banyak kumannya.
Setelah wabah Covid-19 merebak, filter ini juga digunakan di pesawat udara komersial, mengingat sirkulasi udara di kabin pesawat sangat rentan penyebaran virus.
Pilot juga mengumumkan bahwa ruangan kabin dibersihkan mengunakan cairan disinfektan setiap tiba di bandara tujuan, sehingga penumpang berikutnya akan mendapatkan kabin pesawat yang bersih dan steril.

Sarung tangan
Setelah pesawat sudah di udara, dan waktunya penumpang diberikan penganan, terlihat para pramugari yang bertugas mengenakan sarung tangan karet saat membagikan penganan kepada para penumpang.
Sementara sebelumnya, saat mereka membantu mengangkat bagasi jabin penumpang, para awak kabin mengenakan sarung tangan dari plastik yang bisa langsung dibuang setelah pintu pesawat sudah ditutup.
Imbauan mengenai protokol kesehatan dan sanitasi kembali disampaikan kepada penumpang, ketika saya mengakses in-flight entertainment.
Kesannya memang bola-baleni kata orang Jawa, alias berulang-ulang.
Namun apa boleh buat, pandemi Covid-19 ini memang dahsyat dampaknya bagi masyarat dan semua negara di dunia, sehingga harus dicegah agar tidak memberi dampak yang lebih buruk lagi.
Menyampaikan informasi secara berulang-ulang itu adalah metode internalisasi informasi, dengan tujuan agar nantinya protokol kesehatan, terutama yang 3M menjadi perilaku yang otomatis dikerjakan setiap orang.

Periksa eHAC
Setelah 1 jan 37 menit di udara, akhirnya GA0408 yang saya tumpangi itu mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Menjelang pintu keluar, saya harus melewati pemeriksaan kesehatan lagi. Periksa suhu tubuh lagi, dan hand sanitizer lagi.
Lalu ada petugas KKP bandara setempat memindai QR code eHAC di ponsel saya, baru setelah itu saya boleh keluar dari area Terminal Kedatangan.
Nah, itulah pengalaman saya bepergian dengan pesawat udara di masa pandemi Covid-19.
Prosesnya memang lebih panjang dari sebelum wabah virus corona 2 ini merebak, namun ternyata tidak merepotkan seperti dugaan saya semula.
Asal kita mengikuti arahan petugas dan pengumuman yang tersebar di bandara, serta disiplin melakukan protokol kesehatan, perjalanan akan lancar dan tetap menyenangkan kok.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!