Jalan Tol
Inilah Penyebab Kecelakaan yang Plaing Sering Terjadi di Jalan Tol Cipali
Perbedaan kecepatan antara kendaraan yang melaju cepat dan lambat di jalan Tol Cipali sangat tinggi, sehingga berotensi besar sebabkan kecelakaan.
WARTA KOTA TRAVEL -- Kehadiran jalan tol Trans Jawa memang sangat memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan.
Begitu juga distribusi barang menjadi lebih cepat, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan derah.
Namun, jalan tol Trans Jawa yang nyaris tanpa hambatan itu ternyata memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi, dibandingkan jalan arteri. Akibatnya
Hal ini ditemukan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dalam penelitian terhadap Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
Tabrak depan belakang
Anggota tim penyelidik KNKT, Ahmad Wildan mengungkapkan, mayoritas kecelakaan lalu lintas di jalan Tol Cipali adalah tabrakan depan belakang. Artinya kendaraan menabrak kendaraan lain yang berada di depannya.
Wildan juga menyebutkan, tingkat kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali ini mencapai 97 persen, yang artinya korban meninggal dunia dalam kecelakaan di Cipali mencapai 97 persen.
"Penyebab terjadinya kecelakaan di Tol Cipali ini adalah gap (perbedaan) kecepatan antara kendaraan yang cepat dengan yang lambat terlalu lebar," ucap Wildan dalam diskusi virtual pada Selasa (20/4/20210.
Dia menjelaskan bahwa standar aman perbedaan kecepatan antara kendaraan satu dengan lainnya itu 30 kilometer per jam, dan bila melebihi itu berpotensi terjadi tabrak depan belakang.
KNKT melakukan survei, dan mendapatkan data bahwa perbedaan kecepatan di Tol Cipali bisa mencapai 100 kilometer per jam.
"Hal ini yang menjadi penyebab adanya tabrak depan belakang hampir setiap hari, karena gap kecepatannya terlalu besar," ujar Wildan.
Penyebab kecelakaan truk
Selain itu, lanjutnya, di Tol Cipali truk besar dengan rear underrun protection atau bumper belakang tidak terlihat pada malam hari, sehingga menambah potensi kecelakaan.
"Kami mendapatkan data dari PT Lintas Marga Sedaya di Tol Cipali, dan rata-rata kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 36 per bulan. Ini hanya di Cipali saja," ucap Wildan.
Ada tiga faktor kecelakaan bus dan truk yang terjadi di Indonesia, lanjut Wildan, yaitu kendaraan, jalan, dan manusia.
Ketiga hal tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berkaitan dalam menyebabkan kecelakaan yang melibatkan truk dan bus.
"Menurut hasil penyelidikan kami, kecelakaan yang melibatkan bus dan truk karena mengalami rem blong saat melewati turunan," tandas Wildan. (Hari Darmawan)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!