SEBAGIAN Besar Tersangka Pemalsuan Surat Hasil Tes PCR Bekerja di Bandara Soekarno-Hatta
Sindikat pemalsu dan penjual hasil tes PCR palsu kebanyakan bekerja di lingkungan Bandara Soekarno-Hatta.
WARTA KOTA TRAVEL -- Media sosial menjadi sarana Sindikat penjual hasil pemeriksaan PCR palsu untuk beraksi
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, para pelaku menawarkan produknya di media sosial.
"Di akun mereka tulis 'yang mau PCR cuma butuh KTP ga usah SWAB benaran. 1 jam jadi, bisa dipake di seluruh Indonesia ga cuma di Bali. Dan tanggalnya bisa dipilih H-1/H-2, 100 persen lolos testimoni 30+'," ujar Yusri di Polda Metro Jaya pada 7 Januari lalu.
Menurut Yusri, di akun instagram MHA @handsday juga mengunggah pengiriman file format PDF hasil pemeriksaan SWAB atau PCR yang menampilkan 3 file, menggunakan logo dari Bumame Farmasi.
"Kemudian tersangka EAD mendapat file PDF surat keterangan pemeriksaan SWAB atau PCR yang telah dipalsukan dari tersangka MAIS. Tersangka MAIS menawarkan 'Wah Jualan PCR Seru Nih', yang ditanggapi tersangka EAD," kata Yusri.
Menurut Yusri, MAIS menggunakan surat hasil PCR dari Bumame Farmasi palsu itu untuk terbang ke Bali pada 23 Desember 2020.
Berbagi peran
"Dilanjutkan penyelidikan dan berhasil diamankan 9 tersangka ,dengan berbagai peran dalam memproduksi surat kesehatan palsu sebagai persyaratan menggunakan jasa penerbangan," lanjut Yusri.
Penyelidikan kepada 9 tersangka menghasilkan 6 tersangka lagi dalam kasus pemalsuan dokumen kesehatan ini.
Para tersangka yang ditangkap dan perannya dalam kejahatan itu adalah sebagai berikut: