Wisata Karawang
Pantai Tanjung Pakis Karawang Sajikan Pasir Cokelat Gading dan Kuliner Seafood
Pantai Tanjung Pakis di Kabupaten Karawang bisa menjadi alternatif destinasi wisata pesisir bagi warga Jabodetabek.
WARTA KOTA TRAVEL -- Mau berlibur ke pantai, tapi tidak mau jauh-jauh dari Jakarta?
Masyarakat Jakarta sebenarnya tak bakal kehabisan tempat wisata pantai di dekat kota ini.
Wong bisa dibilang Jakarta ini kota pesisir, karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Jadi, bila bosan dengan pantai di Teluk Jakarta bisa geser ke pantai yang agak jauhan sedikit dari Ibu Kota.
Salah satunya adalah pantai Tanjung Pakis, yang berjarak 80 kilometer dari Jakarta.
Pantai ini masuk wilayah Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang. Jaraknya juga hanya sejauh 61 kilometer ke arah utara dari kota Karawang.
Maka tak mengherankan bila objek wisata ini banyak dikunjungi warga Karawang pada akhir pekan, maupun saat hari libur nasional.
Bahkan jangan heran bila jalan menuju pantai ini macet pada hari libur.

Pemandangan
Atraksi yang ditawarkan adalah mandi-mandi di laut, menikmati embusan angin laut, dan menyantap masakan penganan laut.
Warna air lautnya memang bukan yang biru pirus menarik itu, melainkan sedikit kecokelatan.
Pasalnya di dekat pantai Tanjung Pakis ini ada muara Sungai Citarum, yang membawa lumpur dari daratan ke laut, dan membawa air laut menjadi keruh kecokelatan. Warna air laut semakin keruh di musim hujan.
Namun pantai Tanjung Pakis ini besar, dan pasirnya berwarna cokelat gading yang menarik.
Ditambah pepohonan cemara yang tumbuh di sepanjang pantai, menjadikan pemandangan pantai ini enak dilihat.
Atraksi
Apalagi saat reporter Warta Kota, Joko Supriyanto, bertandang ke sana, pantai itu tak banyak pengunjung.
Alhasil pantai Tanjung Pakis sangat menarik dikunjungi untuk bersantai dan menenangkan diri dari hiruk-pikuk kota.
Sepinya pantai Tanjung Pakis ini ternyata dampak pandemi Covid-19.
Hanya saja, karena jumlah pengunjung menurun drastis, maka pantai Tanjung Pakis ini terlihat bersih dari sampah saat Joko datang ke sana.
Padahal, banyak orang yang mengulas Tanjung Pakis di internet menyebutkan pantai ini kotor oleh sampah plastik.
Meskipun sepi, meski beberapa warung-warung di pinggir pantai tetap buka, menjual berbagai makanan.
Embusan angin pantai terasa menyejukan, namun sinar matahari tetap terasa menyengat di kulit.
Suara deburan ombak seperti menghipnotis pikiran agar santai, dan masuk ke mode liburan.
Warga setempat menyebutnya dengan nama pantai Tanjung Pakis, sebab lokasinya berada di sebuah tanjung (daratan yang menjorok ke laut) di Kecamatan Pakisjaya.
Panjang pantai itu sekitar 7 kilometer, sehingga sangat cocok sebagai lokasi joging di pinggir pantai.
Pengujung yang datang ke Pantai Tanjung Pakis ini juga dapat menikmati beberapa wahana, seperti menyewa perahu untuk pelesir ke tengah laut, bermain banana boat, atau hanya berayun-ayun di pantai menggunakan ban.
Kuliner seafood
Saat pandemi Covid-19 baru dimulai, jumlah wisatawan langsung menurun sehingga beberapa wahana hingga penyewaan ban hengkang.
Akibatnya, beberapa ban yang biasa disewa pengunjung hanya dipajang di pinggir pantai.
Berbagai warung makanan berjejer memanjang, menawarkan berbagai makanan laut. Mulai dari berbagai jenis ikan, kepiting, udang, hingga cumi-cumi yang dapat diolah menjadi beberapa jenis makanan.

Penginapan
Pengunjung juga bisa menginap di pantai Tanjung Pakis, meskipun hanya kamar yang sangat sederhana.
Penginapan itu bisa ditemukan dari poster yang dipasang di dekat warung-warung makan di pinggir pantai.
Tiket masuk
Untuk masuk ke pantai ini, harga tiket masuknya sebesar Rp 5.000 per orang.
Parkir motor Rp 5.000, sementara untuk parkir mobil Rp 10.000.
Pada umumnya, mereka yang datang adalah keluarga besar dengan seluruh sanak keluarganya. Disusul pasangan yang mungkin ingin pacaran.
Sayangnya tidak ada kendaraan umum menuju pantai ini, sehingga para pengunjung datang dengan kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor. Maka tak mengherankan bila muncul kemacetan pada saat banyak orang datang.
Dampak Covid-19
Salah satu pedagang di Pantai Tanjung Pakis, Benah (40), mengatakan bahwa sebelum pandemi Pantai Tanjung Pakis selalu ramai pengunjung pada akhir pekan. Bahkan hari biasa pun kadang juga ramai.
Namun begitu pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan, Pantai Tanjung Pakis ditutup. Alhasil pendapatan pedagang dan warga setempat pun turun.
Namun saat ini Pantai Tanjung Pakis sudah kembali di buka untuk umum.
"Kalo ramai biasanya Sabtu Minggu. Kalau hari biasa ramai, cuma tidak begitu ramai seperti hari libur. Tapi ini sebelum pandemi itu, sebelum tutup," kata Benah.
Meski saat ini Pantai Tanjung Pakis sudah dibuka untuk umum, dikatakan Benah, jumlah wisatawan yang datang jauh lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.
Kendati demikian dia mengaku tetap bersyukur, meski penghasilannya berjualan berbagai jenis makanan laut tidak banyak.
Setidaknya hasil penjualan masih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ya kalau dibilang sepi sih masih lumayan dari pada tutup enggak dapat penghasilan," katanya.
Pernyataan Benah tak berbeda jauh dari yang dikatakan oleh Damin (45), juga pedagang di Pantai Tanjung Pakis.
Dia berharap pandemi ini segera berakhir, sehingga pengunjung Pantai Tanjung Pakis kembali ramai seperti semula.
"Ya kalo kita pinginnya ramai lagi. Makanya nih kalau bisa corona cepat selesai, karena dampaknya benar-benar terasa. Kalo dibilang mah nyari duit sekarang jadi susah," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang, Yudi, mengatakan bahwa sejumlah tempat wisata di Karawang belum sepenuhnya kembali normal.
Dia pun juga menjelaskan, beberapa objek wisata diberlakukan pembatasan pengunjung, sebagai langkah agar tidak terjadi penumpukan wisatawan yang datang. Hal ini sesuai dengan aturan mengenai jaga jarak.
"Pembatasan masih berlaku, wisata di Kabupaten Karawang sudah beroperasi tapi kondisinya masih belum normal," tandas Yudi. (Joko Suprianto).
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!