Pecinan di Jakarta
Wisata Jalan Kaki Pecinan Jatinegara 3: Masuk Lubang Cacing Menuju Klenteng Tertua Kedua di Jakarta
Semerbak aroma dupa mulai tercium mengiringi langkah kami. Dari segi fisik, tak tampak bahwa bangunan bangunan itu sudah tua.
“Tadi saya mau ngopi, lalu dengar ada yang datang jadi kaget. Tumpah deh. Maklum sudah tua,” katanya sambil mengajak duduk di kursi dengan meja yang tersedia disana.
Paling tua di Jakarta Timur
Yang Cing Lung mengatakan vihara ini sudah ada sejak tahun 1600-an. Hanya saja, bangunannya mengalami berbagai renovasi, sehingga bentuk aslinya sudah tak terlihat.
Hanya saja Yan Cing Lung tak tahu pasti berapa kali renovasi yang dilakukan. Dia hanya masih ingat renovasi besar di tahun 2001.
Pernyataan Yang Cing Lung juga diperkuat oleh Candrian Atahiyyat, seorang ahli cagar budaya, yang mengatakan bahwa vihara ini merupakan yang tertua di Jakarta Timur.
“Vihara itu nomor dua tertua di Jakarta. Yang pertama Klenteng Jin De Yuan di kawasan Pecinan Lama di Glodok Jakarta Barat. Awalnya bernama kelenteng Fu De Gong dengan gaya arsitektur Pseudeo Cina,” Ujar Candrian saat ditemui di kawasan Kota Tua Jakarta (22/1).

Dewa Tanah
Menurut Yang Cing Lung, Vihara Amurva Bhumi adalah sebuah rumah ibadah Tridharma. Artinya ada tiga ajaran agama di dalam rumah ibadah tersebut, yakni Buddha, Konghucu, dan Tao.
Maka, lanjut Yang Cing Lung, vihara ini memiliki tiga pintu, sebagai simbol Tridharma.
Di ruangan depan merupakan tempat ibadah penganut kepercayaan Konghucu dan Tao, sementara ruangan dalam adalah rumah ibadah penganut Buddha.