Toko Kopi di Jakarta
Toko Kopi Luwak di Gondangdia, Lawas Tapi Baru
Ada rasa kepo (ingin tahu) dan tantangan untuk meracik minuman kopi sendiri, yang paling pas di lidah, bikin puas, dan yang pasti bangga.
Tokonya memang sangat sederhana, tak ada yang tanda-tanda menyolok sebagai penanda keberadaannya. Hanya ada kertas ukuran F4 dengan tulisan "Toko Kopi luwak" yang dilaminating, tertempel di dinding atas di bagian muka ruko.

Namun, mungkin memang tak butuh papan nama besar agar orang menemukan kios ini, sebab harum wangi kopi menguar dengan kuat, tercium dalam radius beberapa meter dari toko.
Aroma inilah yang seakan menuntun saya menemukan kios tersebut.
Saat saya tiba, Lunardi sedang membaca buku. Namun dia menghentikan aktivitas itu untuk menyambut kedatangan saya. "Mau yang mana?" Katanya bertanya dengan wajah berseri.
Di sana ada deretan toples besar berisi aneka nama biji-biji kopi, yang berasa dari dua jenis, Arabika dan Robusta.

Selagi saya masih menimbang-nimbang pilihan yang akan dibeli, seorang pria datang dan langsung berkata, "Koh kayak biasa ya. Giling kasar," katanya kepada Lunardi.
Lunardi meminta saya untuk melihat-lihat saja dulu, dan dia langsung menimbang biji kopi pesanan pria tadi.
Biji kopi itu kemudian dimasukannya ke mesin giling kopinya, sesaat kemudian terdengar suara mesin bertenaga diesel itu di seluruh ruangan.
Pas dan aman
Sambil menunggu saya berbincang-bincang dengan pria pelanggang Lunardi itu. Dia mengatakan sudah langganan karena kantornya tak jauh dari toko itu.